dc.description.abstract | Asal daratan oleh Kepulauan Halmahera yang terbentuk oleh adanya dua vulcanic arc membuka
adanya potensi dominasi zona mineralisasi di bawah permukaan. Salah satunya dari mineralisasi
tersebut ialah mineralisasi emas yang berkaitan erat dengan zona vulkanik sebagai formasi dominan
pada Kepulauan Halmahera. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi zona-zona yang berpotensi
sebagai mineralisasi emas pada Lapangan X Kepulauan Halmahera menggunakan integrasi data
satelit gayaberat dan data CSAMT (Controlled Source Audio-frequency Magnetotelluric). Data yang
digunakan terdiri dari data satelit gayaberat oleh TOPEX dengan luasan area 2167 km2 diolah hingga
menghasilkan peta CBA (complete bouger anomaly), Peta HGM (horizontal gradient magnnitude)
dan tarikan garis lineament. Data CSAMT menghasilkan penampang resisitivitas 2D hingga
kedalaman 500m. Analisa terhadap hasil pengolahan data gaya berat dicirikan oleh anomali tinggi
pada peta residual, yang didekati menggunakan lineament peta HGM untuk menunjukkan
keberadaan struktur yang berkorelasi pada lokasi dimana lintasan CSAMT berada. Pada data
CSAMT, zona mineralisasi diindikasikan oleh nilai resistivitas tinggi tinggi (>100 ohm.m) yang
berasosiasi dengan alterasi silisifikasi, terutama pada kedalaman sekitar 450 m. Zona dengan
perselingan nilai resistivitas rendah (30-60 ohm.m) dan tinggi juga menjadi target potensial, di mana
resistivitas rendah diinterpretasikan sebagai zona alterasi propilitik atau batuan lemah akibat kontak
struktur intrusi yang dapat menjadi zona permeabel larutan silifikasi. Penggunaan kedua metode ini
memungkinkan identifikasi zona-zona permeabel yang berpotensi sebagai jalur fluida hidrotermal
pembawa mineralisasi emas. Struktur geologi yang teridentifikasi dari data gaya berat berkorelasi
dengan anomali resistivitas pada data CSAMT, memberikan gambaran yang lebih komprehensif
tentang sistem mineralisasi emas di daerah penelitian. | en_US |