Analisis Rekostruksi Dimensi Rongga Sungai Bawah Tanah Pada Akuifer Karst Formasi Klapanunggal Menggunakan Metode Geolistrik 2D dan Neraca air Catchment Area Mata Air Sodong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat
Abstract
Mata Air sodong adalah salah satu mata air yang berada di Desa Ligarmukti, Kabupaten
Bogor yang dalam setiap bulannya mengalami peningkatan debit lebih besar dari setiap bulannya,
sehingga aliran debit tersebut digunakan oleh masyarakat untuk perkebunan dan pariwisata. Pada
daerah ini juga memiliki morfologi dengan ditandai perbukitan karst yang memungkinkan rongga
bawah permukaan. Pada Zona Bogor pada umumnya ini berubah menjadi laut dangkal pada kala
Oligosen-Miosen dan berubah menjadi Back Arc basin pada kala Pliosen Akhir dan fase tersebut
merupakan akhir dari Zona Bogor. Pada litologi batuan di daerah Desa Ligarmukti, Kabupaten
Bogor didominasi oleh batugamping yang berumur dari Miosen Awal hingga Miosen Tengah.
Pada daerah penelitian ini bisa dilihat dari hasil terdapat banyak zona resapan air dari nilai
persentase tutupan lahan terbuka pada daerah penelitian selama 10 tahun terakhir, seiring
perubahan mengalami penurunan akibat mulainya tinggi pertumbuhan penduduk dan kegiatan di
sekitar daerah penelitian. Maka dari itu dilakukan perhitungan dengan menggunakan neraca air
metode F.J Mock dengan menggunakan data Klimatologi dari tahun 2013-2022 untuk
mengetahui daerah resapan air dan debit air permukaan yang berkaitan dengan Mata Air Sodong,
pada hasil data curah hujan ini menyatakan setiap mulai memasuki musim hujan mengalami
peningkatan debit aliran tetapi pada musim kemarau juga memiliki debit aliran yang sama
besarnya karena terdapat aliran di bawah permukaan yang tersimpan dari curah hujan
sebelumnya. Dari hasil perhitungan neraca air ini memiliki potensi nilai rata-rata debit aliran
sebesar 2243 mm/tahun. Pada data inversi penampang 2D geolistrik juga bisa diidentifikasi
terdapat aliran bawah permukaan dengan menggunakan nilai resistivitas bahwa terdapat
rongga/void, dan gua/cave yang bisa berkaitan dengan morfologi perbukitan karst, dari data
tersebut bisa disimpulkan pada daerah penelitian ini memiliki aliran debit di bawah permukaan.
Identifikasi ini bahwa terdapat aliran rongga yang berhubungan dari garis Gl-3 hingga Gl-1 yang
diduga terdapat goa yang dilapisi oleh litologi batuan sekitar yaitu batugamping, yang bisa
menjelaskan bahwa air hujan yang masuk ke dalam permukaan mengalir melalui rongga batuan
yang bisa meloloskan air seperti batugamping dan tersimpan di bawah permukaan, maka dari itu
nilai resistivitas pada Gl-3 sampai Gl-1 memiliki aliran rongga yang diduga terisi dengan air
tanah.