Geologi dan Analisis Struktur Daerah Sungai Siring, Samarinda, Kalimantan Timur
Abstract
Fikri Mustabidin. 101216004. Geologi dan Analisis Struktur Daerah Sungai Siring dan
Sekitarnya, Samarinda, Kalimantan Timur.
Penelitian ini dilakukan di daerah Sungai Siring dan sekitarnya, Kota Samarinda, Provinsi
Kalimantan Timur dan secara geografis terletak pada 117°13'19.44" - 117°17'52.19"E dan
0°23'53.58" - 0°27'13.91"S dengan luas daerah penelitian sekitar 50 km2. Secara umum penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari kondisi dan sejarah geologi pada daerah penelitian dan secara
khusus untuk mempelajari struktur geologi yang terbentuk di daerah penelitian meliputi analisis
geometri, dinamika, dan kinematika. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi
lima tahap yaitu tahap persiapan, tahap studi pendahuluan, tahap pemetaan lapangan, tahap analisis
data, dan tahap penyusunan laporan.
Geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi dua satuan geomorfologi yaitu Satuan
Perbukitan Antiklin dan Satuan Perbukitan Homoklin. Stratigrafi daerah penelitian dapat dibagi
menjadi tiga satuan stratigrafi tidak resmi yaitu Satuan Batupasir – Batulempung, Satuan Batupasir
sisipan Batubara, dan Satuan Batupasir – Batubara. Struktur yang berkembang didaerah penelitian
terdiri dari Sesar Naik Menganan Tanah Merah, Sesar Naik Mengiri Tanah Merah, Sesar Mendatar
Menganan Tanah Merah, Sesar Mendatar Mengiri Tanah Merah, Sesar Mendatar Menganan Sungai
Siring, Sesar Mendatar Mengiri Sungai Siring, dan Antiklin Tanah Merah.
Sejarah geologi daerah penelitian diawali dari pengendapan hasil erosi batuan tua dari barat
ke timur. Pada umur Miosen Tengah diendapkan Satuan Batupasir – Batulempung dengan
lingkungan pengendapan lower delta plain – delta front. Pada umur Miosen Akhir diendapkan
Satuan Batupasir sisipan Batubara dengan lingkungan pengendapan fluvial channel – lower delta
plain. Pada umur Pliosen diendapkan Satuan Batupasir – Batubara dengan lingkungan pengendapan
fluvial channel. Pada umur Miosen Akhir – Pliosen (?), deformasi terjadi didaerah penelitian dengan
mekanisme fault propagation fold yang membentuk sesar naik dan antiklin, kemudian terpotong oleh
sesar mendatar. Pada saat ini proses erosi terus berlangsung hingga membentuk morfologi bentang
alam seperti sekarang.
Restorasi penampang geologi dilakukan menggunakan metode penampang seimbang untuk
mendapatkan penampang geologi yang dapat diterima, hasil restorasi yang dilakukan pada daerah
penelitian secara umum memiliki pemendekan 11% - 43% (843 – 2831 meter), rasio kontraksi 0.57
– 0.89, strain 0.11 – 0.43, dan kedalaman bidang gelincir teoritis 3816 – 5984 meter. Semakin besar
pemendekan menyebabkan kedalaman bidang gelincir menjadi lebih dangkal dan lipatan yang
terbentuk semakin ketat (tight) dibandingkan pemendakan yang lebih kecil. Penampang geologi yang
diinterpolasi menunjukkan geometri antiklin yang diduga dibawah permukaan dari daerah penelitan
memiliki geometri yang serupa dan dapat bertindak sebagai jebakan hidrokarbon.