Show simple item record

dc.contributor.authorMustabidin, Fikri
dc.date.accessioned2020-07-16T07:38:20Z
dc.date.available2020-07-16T07:38:20Z
dc.date.issued2020-07-15
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/1321
dc.descriptionLaporan ini merupakan hasil tugas akhir pemetaan di daerah Sungai Siring, Samarinda, Kalimantan Timuren_US
dc.description.abstractFikri Mustabidin. 101216004. Geologi dan Analisis Struktur Daerah Sungai Siring dan Sekitarnya, Samarinda, Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan di daerah Sungai Siring dan sekitarnya, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur dan secara geografis terletak pada 117°13'19.44" - 117°17'52.19"E dan 0°23'53.58" - 0°27'13.91"S dengan luas daerah penelitian sekitar 50 km2. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi dan sejarah geologi pada daerah penelitian dan secara khusus untuk mempelajari struktur geologi yang terbentuk di daerah penelitian meliputi analisis geometri, dinamika, dan kinematika. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima tahap yaitu tahap persiapan, tahap studi pendahuluan, tahap pemetaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penyusunan laporan. Geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi dua satuan geomorfologi yaitu Satuan Perbukitan Antiklin dan Satuan Perbukitan Homoklin. Stratigrafi daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan stratigrafi tidak resmi yaitu Satuan Batupasir – Batulempung, Satuan Batupasir sisipan Batubara, dan Satuan Batupasir – Batubara. Struktur yang berkembang didaerah penelitian terdiri dari Sesar Naik Menganan Tanah Merah, Sesar Naik Mengiri Tanah Merah, Sesar Mendatar Menganan Tanah Merah, Sesar Mendatar Mengiri Tanah Merah, Sesar Mendatar Menganan Sungai Siring, Sesar Mendatar Mengiri Sungai Siring, dan Antiklin Tanah Merah. Sejarah geologi daerah penelitian diawali dari pengendapan hasil erosi batuan tua dari barat ke timur. Pada umur Miosen Tengah diendapkan Satuan Batupasir – Batulempung dengan lingkungan pengendapan lower delta plain – delta front. Pada umur Miosen Akhir diendapkan Satuan Batupasir sisipan Batubara dengan lingkungan pengendapan fluvial channel – lower delta plain. Pada umur Pliosen diendapkan Satuan Batupasir – Batubara dengan lingkungan pengendapan fluvial channel. Pada umur Miosen Akhir – Pliosen (?), deformasi terjadi didaerah penelitian dengan mekanisme fault propagation fold yang membentuk sesar naik dan antiklin, kemudian terpotong oleh sesar mendatar. Pada saat ini proses erosi terus berlangsung hingga membentuk morfologi bentang alam seperti sekarang. Restorasi penampang geologi dilakukan menggunakan metode penampang seimbang untuk mendapatkan penampang geologi yang dapat diterima, hasil restorasi yang dilakukan pada daerah penelitian secara umum memiliki pemendekan 11% - 43% (843 – 2831 meter), rasio kontraksi 0.57 – 0.89, strain 0.11 – 0.43, dan kedalaman bidang gelincir teoritis 3816 – 5984 meter. Semakin besar pemendekan menyebabkan kedalaman bidang gelincir menjadi lebih dangkal dan lipatan yang terbentuk semakin ketat (tight) dibandingkan pemendakan yang lebih kecil. Penampang geologi yang diinterpolasi menunjukkan geometri antiklin yang diduga dibawah permukaan dari daerah penelitan memiliki geometri yang serupa dan dapat bertindak sebagai jebakan hidrokarbon.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectGeologi, Struktur Geologi, Sungai Siring, Fault Propagation Fold, Restorasien_US
dc.titleGeologi dan Analisis Struktur Daerah Sungai Siring, Samarinda, Kalimantan Timuren_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record