dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perlakuan panas dengan variasi suhu 400 °C, 600 °C, dan 800 °C serta metode pendinginan udara dan pendinginan dalam tungku terhadap struktur mikro dan ketahanan korosi baja tahan karat AISI 316. Pengujian dilakukan melalui pengamatan struktur mikro, pengukuran laju korosi menggunakan metode Tafel, pengukuran potensial Open Circuit Potential (OCP), serta uji reverse cyclic polarization untuk menilai kemampuan repasivasi material. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan panas berpengaruh signifikan terhadap penurunan ketahanan korosi. Material tanpa perlakuan panas memiliki laju korosi terendah sebesar 0,0988 mm/tahun, sedangkan perlakuan 800 °C dengan pendinginan dalam tungku menghasilkan laju korosi tertinggi sebesar 0,4663 mm/tahun. Analisis struktur mikro mengungkap bahwa pendinginan dalam tungku pada suhu tinggi menyebabkan perbesaran ukuran butir secara signifikan, dari 33,6 μm pada 800 °C pendinginan udara menjadi 40,0 μm pada 800 °C pendinginan dalam tungku, yang berdampak pada berkurangnya luas batas butir dan menurunkan stabilitas lapisan pasif. Nilai OCP bergeser ke arah negatif seiring peningkatan suhu dan pendinginan dalam tungku, menandakan permukaan material semakin aktif terhadap korosi, sedangkan uji reverse cyclic polarization menunjukkan peningkatan selisih potensial pitting–repassivation (ΔE) dari 0,66320 V (tanpa perlakuan) menjadi 0,77302 V (800 °C pendinginan dalam tungku), yang mengindikasikan penurunan kemampuan repasivasi. Secara keseluruhan, kombinasi suhu perlakuan panas tinggi (600–800 °C) dan pendinginan dalam tungku terbukti menurunkan ketahanan korosi secara signifikan, sedangkan pendinginan udara lebih efektif dalam mempertahankan ukuran butir kecil, menjaga homogenitas distribusi unsur paduan, dan mempertahankan ketahanan korosi yang lebih baik. | en_US |