Show simple item record

dc.contributor.authorAgustina, Adhe Fatmawati
dc.date.accessioned2020-09-17T09:44:46Z
dc.date.available2020-09-17T09:44:46Z
dc.date.issued2020-08-28
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/2160
dc.descriptionAsam malat adalah senyawa berupa serbuk kristal yang berwarna putih, asam malat sangat mudah larut dalam alkohol atau etanol sebesar 95% dan air. Asam malat dapat disimpan pada suhu 15-25 0C, kelembaban dan suhu tinggi harus dihindarkan untuk mencegah penggumpalan dan pada suhu yang tinggi asam malat mudah terdegradasi. Asam malat mudah direaksikan dengan sumber karbonat, namun senyawa ini memiliki kekuatan asam yang lebih rendah dari asam tartat dan sitrat. Keunggulanya memiliki bau yang harum dan dapat menyembunyikan rasa pahit dan dapat digunakan dalam dunia industri makanan [14]. Untuk mendapatkan senyawa asam malat dengan maksimal dari kulit pisang dapat dilakukan dengan cara mengisolasi. Isolasi tersebut umumnya dilakukan dengan penambahan pelarut yang tepat. Hasil dari isolasi senyawa asam malat tersebut dapat dimanfaatkan dalam dunia industri sebagai bahan tambahan makanan, minuman, farmasi, dan lainnya.en_US
dc.description.abstractPada penelitian ini telah dilakukan ekstraksi asam malat dari kulit pisang ambon menggunakan ekstraktan trioktilamin dalam pelarut isoamil alkohol. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi jumlah ekstraktan pada asam malat standar, untuk diaplikasikan ke dalam proses ekstraksi kulit pisang ambon dengan rasio perbandingan ekstraktan dan sampel yang maksimum. Proses ekstraksi menggunakan metode ekstraksi cair-cair yang dilakukan secara sederhana yaitu sampel dihaluskan untuk diambil sarinya kemudian ditambahkan ekstraktan. Selanjutnya sari yang diambil dianalisis kandungan asam malat pada fasa organik dan rafinat menggunakan instrumen KCKT. Pengukuran sampel dengan KCKT dilakukan untuk menganalisis parameter nilai koefisien distribusi (KD), faktor loading (TT), faktor pemisah (Sf) dan persentase efisiensi ekstraksi (E) untuk mengetahui kandungan asam malat pada sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi pada fase organik, makin besar nilai KD, TT, Sf dan E yang dihasilkan. Pada proses optimasi asam malat, perbandingan ekstraktan dan asam malat mencapai maksimum pada rasio 1:1 dengan nilai KD sebesar 52,42, nilai TT sebesar 0,4615, nilai Sf sebesar 0,1489 serta efisiensi ekstraksi sebesar 98,12%. Sedangkan pada ekstraksi kulit pisang ambon yang dilakukan duplo, sampel A nilai KD sebesar 0,17, TT sebesar 9,45 x 10-4, Sf sebesar 3,5 x 10-4 dan E sebesar 14,87%. Pada sampel B nilai KD sebesar 0,14, nilai TT sebesar 7,00 x 10-4, nilai Sf sebesar 2,6 x 10-dan E sebesar 12,38% pada perbandingan rasio ekstraktan dan sampel 1:1.en_US
dc.titleEKSTRAKSI ASAM MALAT DARI KULIT PISANG AMBON MELALUI OPTIMASI RATIO EKSTRAKTAN TRIOKTILAMIN DALAM PELARUT ISOAMIL ALKOHOLen_US
dc.typeLearning Objecten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record