Penggunaan Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem lnformasi Geografis Dalam Identifikasi Longsoran, Daerah Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Date
2021-09-08Metadata
Show full item recordAbstract
Daerah penelitian terletak di wilayah Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Daerah penelitian berada pada bagian barat Gunung Kareumbi yang memiliki kondisi
geomorfologi berupa dataran kipas aliran lava akibat pengaruh aliran lava Gunung Api Tua
yang berupa breksi gunungapi dan aliran lava dan lahar yang berselang seling. Akhir tahun
2020, terjadi longsor yang massif di daerah studi yang berdampak pada terputus nya akses jalan
penghubung antara Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut. Berdasarkan kejadian
tersebut, Peta zonasi kerentanan longsor di buat untuk memberikan informasi mengenai
persebaran tingkat kerentanan longsoran pada daerah penelitian. Parameter yang digunakan
untuk membuat Peta zonasi kerentanan longsor adalah peta geologi lembar Arjawinangun dan
peta geologi lembar Bandung, data kemiringan lereng, data curah hujan, peta tutupan lahan,
data kelulusan air, peta jenis tanah. Parameter tersebut diberikan nilai / ranking berdasarkan
faktor kerentanan bahaya longsoran. Tingkat kerentanan terhadap longsoran diperoleh dengan
pengabungan dari beberapa parameter pendukung untuk mendapatkan informasi baru yang
merupakan perpotongan dari data input mengunakan cara tumpeng tindih ataau “overlay”.
Secara umum, peta zonasi kerentanan longsoran yang telah dibuat menunjukkan korelasi yang
baik pada daerah kerentanan tinggi dengan kondisi pada lapagan. Secara garis besar zonasi
daerah rawan longsor di daerah Kecamatan Cibugel, Sumedang, Jawa Barat dibagi menjadi 4
Zonasi, yaitu daerah stabil degan luas area 4.33%, daerah tingkat kerentanan rendah degan luas
area 74.48%, daerah tingkat kerentanan menegah degan luas area 20.08% dan yang terakhir
daerah tingkat kerentanan tinggi degan luas area 1.11%. Faktor dominan pengontrol tingkat
kerentanan daerah longsor tinggi pada Kecamatan Cibugel adalah parameter kemiringan
lereng, jenis tanah dan tutupan lahan. Daerah dengan zona kerentanan tinggi umum nya
memiliki kemiringan lereng melebih 25 % dengan Jenis tanah inceptisol yang memiliki ciri
tanah gembur dan daerah tutupan lahan yang digunakan sebagai daerah pemukiman dan lahan
terbuka.