Show simple item record

dc.date.accessioned2022-08-05T03:35:54Z
dc.date.available2022-08-05T03:35:54Z
dc.date.issued2022-08-05
dc.identifier.citationAbdullah, A. (2008). Ensiklopedi Seismik Online: Preserve-non-preserve-amplitude. URL: http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2008/09/preserve-non-preserve-amplitude.html (Diakses 4 Juni 2020) Al-Gain, M., Abdelrahman, K., Kahal, A., Al-Zahrani, S., Ibrahim, E., & Al-Otaibi, N. (2020). Impact of 5D regularization and interpolation on subsurface imaging: A case study of Stratton field, South Texas, United States of America. Journal of King Saud University - Science, 32(6), 2733–2740. https://doi.org/10.1016/j.jksus.2020.06.009 Chen, Y., Zhang, L., & Mo, L. W. (2015). Seismic data interpolation using nonlinear shaping regularization. Journal of Seismic Exploration, 24(4), 327–342. https://doi.org/10.1190/igcbeijing2014-095 Claerbout, J. (2009). Basic Earth Imaging. Book, 58(1), 127–138. De Freitas Bezerra, Y. S., Garabito, G., & dos Santos Lucena, L. (2017). Seismic regularization using Matching Pursuit and ALFT: A comparative study. (2), 1399–1403. https://doi.org/10.1190/sbgf2017-273 Gelman, A., Goodrich, B., Gabry, J., & Vehtari, A. (2019). R-squared for Bayesian Regression Models. American Statistician, 73(3), 307–309. https://doi.org/10.1080/00031305.2018.1549100 Grandis, H. (2009). Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika. In Himpunan Ahli Geofisika Indonesia. Gülünay, N. (2003). Seismic trace interpolation in the Fourier transform domain. Geophysics, 68(1), 355–369. https://doi.org/10.1190/1.1543221 Iryanto, S. B., Muttaqien, F. H., & Sadikin, R. (2020). Irregular Grid Interpolation using Radial Basis Function for Large Cylindrical Volume. Jurnal Ilmu Komputer Dan Informasi, 13(1), 17. https://doi.org/10.21609/jiki.v13i1.805 Kasiram, M. (2008). Metodologi Penelitian. Malang: UIN-Malang Pers. Moeloeng, Lexy. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya. Naghizadeh, M., & Sacchi, M. D. (2009). F-X Adaptive Seismic-Trace Interpolation. Geophysics, 74(1). https://doi.org/10.1190/1.3008547 Oliveira, D. A. B., Ferreira, R. S., Silva, R., & Vital Brazil, E. (2018). Interpolating Seismic Data UNIVERSITAS PERTAMINA - 45 with Conditional Generative Adversarial Networks. IEEE Geoscience and Remote Sensing Letters, 15(12), 1952–1956. https://doi.org/10.1109/LGRS.2018.2866199 Priyono, D. A. (2001). Buku Ajar Seismik Eksplorasi. Bandung: Departemen Geofisika dan Meterologi (ITB). Reynolds, J. M. (1997). An introduction to applied and environmental geophysics. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. https://doi.org/10.1071/pvv2011n155other Sudjana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. W.M. Telford, L. P. G., & Sheriff, R. E. (1991). Applied geophysics (second edition). In Cambridge University Press.en_US
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/6292
dc.description.abstractPenelitian kali ini tentang proses regularisasi data seismik dengan cara melakukan interpolasi. Proses regularisasi data seismik dilakukan menggunakan data shot gather dan post-stack. Tujuan dilakukannya proses regularisasi data seismik ini adalah untuk menghasilkan data baru di titik yang tidak terdapat data akibat dari kendala saat akuisisi seismik di lapangan. Kendala yang ditemukan seperti terdapat pemukiman, jurang, pohon besar, alat perekam yang bermasalah dan sebagainya sehingga menyebabkan data seismik menjadi irregular. Hasil dari penelitian ini menunjukan kemampuan algoritma interpolasi yang dibangun menggunakan bahasa pemograman python dalam meregularisasi data seismik yang irregular sehingga menjadi regular kembali. Proses interpolasi ini dikontrol oleh banyaknya trace yang dapat direkonstruksi. Batasan trace yang dapat direkonstruksi dengan baik yakni sebanyak 15 trace. Untuk mengetahui jarak maksimum yang dapat diinterpolasi yaitu dengan mengalikan jumlah trace maksimal yang dapat direkonstruksi dengan jarak antar penerima pada data yang digunakan. Dalam penelitian ini, jarak maksimum yang dapat diterima untuk direkonstruksi yaitu sebesar 375 meter. Dengan begitu, hal ini menjadi perhatian kepada para geofisikawan ataupun perusahaan yang hendak melakukan akuisisi data seismik di lapangan agar tidak membuat jarak antar penerima ataupun meimindahkan titik penerima melebihi 375 meter agar data yang dihasilkan masih dapat diperbaiki menggunakan proses interpolasi dengan metode least-square inversion ini.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherAliffian Budi Prasetyaen_US
dc.titleInterpolasi Irregular Pada Data Seismik Dalam Domain Shot Gather dan Post Stack Menggunakan Metode Least-Square Inversionen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record