dc.description.abstract | Pengeboran sumur panas bumi serupa dengan pengeboran minyak dan gas
bumi. Pada prinsipnya, metode pengeboran yang dilakukan pada kedua sistem ini
sama, yaitu rig pengeboran berotasi kekanan. Formasi dilubangi dengan mata bor
dan cutting hasil pengeboran dikeluarkan dari bawah tanah menuju permukaan.
Material yang dikeluarkan dalam pengeboran baik geotermal maupun minyak dan
gas bumi seperti lumpur, air, cairan aerasi, dan udara. Namun, dalam pengeboran
panas bumi memiliki beberapa variabel yang berbeda dari pengeboran minyak dan
gas bumi seperti, (1) biaya yang tidak berulang dan (2) biaya operasi harian
(DiPippo, 2016).
Setelah adanya sumur produksi dalam proses pengembangan geotermal,
terdapat juga bagian penting dari proses tersebut, yaitu adanya sumur injeksi.
Sumur injeksi merupakan kegiatan memasukkan fluida ke dalam lubang sumur,
bertujuan untuk mendorong fluida yang berada pada reservoir keluar menuju
permukaandengan menjaga tekanan agar tetap stabil (Kewiy & Ababa, 2013).
Selain itu, sumur injeksi dilakukan untuk mengembalikan rata-rata produksi
seperti semula, agar produksi dapat berjalan dengan lancar. Faktor–faktor yang
dapat mempengaruhi sumur injeksi adalah adanya scale, korosi pada selubung
(casing), penurunan tekanan dan beberapa hal lainnya yang dapat menurukan
produktivitas sumur (Klein, 1995). Oleh sebab itu, jika terdapat masalah dalam
sumur injeksi perlu adanya perawatan sumur yang digunakan untuk
mengembalikan keadaan sumur seperti awal produksi. Harapannya produksi
selanjutnya dapat lebih meningkat serta meminimalisir kendala yang terjadi pada
sumur injeksi. | en_US |