Model Konseptual Struktur Lapisan pada Sub-Cekungan Rangkasbitung Berdasarkan Integrasi Model Statik Seismik 2D dan Model Inversi 2.5D Data Gayaberat
Abstract
Pada penelitian kali ini dilakukannya pembuatan model statik dari data seismik 2D dan inversi gayaberat 2.5D. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran struktur lapisan dengan penggunan pemodelan statik dimana dari model tersebut kita dapat menentukan gambaran struktur lapisan serta persebaran densitasnya dan dari metode gayaberat dapat menentukan kedalaman dari batuan dasar di bawah permukaan bumi. Dengan penentuan batuan dasar kita bisa mengetahui kedalaman dari area prospek yakni pada sub-cekungan Rangkasbitung Provinsi Banten. Pada dasarnya seismik refleksi merupakan metode geofisika terbaik untuk menginterpretasikan struktur di bawah permukaan bumi tetapi karna pada penelitian ini terdapat pada di lingkungan vulkanik maka dari itu metode seismik ini mengalami permasalahan yang disebabkan karna efek difraksi terhadap kontras kecepatan antar lapisan vulkanik dengan lapisan sedimen di bawahnya maka dapat mempegaruhi pengolahan data dan citra di bawah permukaaan menjadi kurang baik maka diperlukan metode lanjutan yakni metode gayaberat untuk melakukan interpretasi dalam menggambarkan struktur di bawah permukaan menggunakan inversi 2.5D gravitasi khususnya dalam hal menentukan kedalaman struktur lapisan batuan dasar. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat lima lapisan serta litologi dari setiap formasi yang terdiri dari younger formation yang terdiri dari lempung, formasi Bojongmanik terdiri dari batu gamping sisipan batu pasir & lempung, formasi Saraweh terdiri dari batu gamping sisipan batupasir, formasi Cijengkol terdiri dari batuan andesit sisispan batupasir dan napal, dan batuan dasar yang terdiri dari andesit. Dan dapat diketahui dari pemodelan statik seismik yakni terdapat beberapa formasi yakni formasi Bojongmanik, formasi Saraweh, dan formasi Cijengkol. Pada batuan dasar diketahui dari inversi 2.5D gayaberat memiliki kedalaman -3500 m. Dan dapat diketahui berdasarkan perbandingan dari informasi geofisika yakni dari nilai densitas yang didapat antara model statik dan juga nilai dari hasil inversi gayaberat dan dihubungkan dengan informasi geologi tempat terakumalasinya minya berada pada bagian atas dari formasi Bojongmanik yang disebabkan karna pada area tersebut memiliki permeabilitas yang rendah.