Show simple item record

dc.contributor.authorSetyadi, Thomas
dc.date.accessioned2022-09-07T13:30:07Z
dc.date.available2022-09-07T13:30:07Z
dc.date.issued2022-09-07
dc.identifier.citationAbdullah, A. (2007, 6 17). Wavelet. Retrieved from ensiklopediseismik: http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/wavelet.html Abdullah, A. (2008, November 21). Well Seismic Tie. Retrieved from ensiklopediseismik: http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2008/11/well-seismic-tie.html Abrahamsen, P. (1993). Bayesian Kriging for Seismic Depth Cojnversion of a Multi-layer Reservoir.In Troia, & A.Soares (Ed.), Geostatistics. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. Alexander, O., & Temitope, A. (2019 ). Velocity Modelling and Depth Conversion Uncertainty Analysis Of Onshore Reservoir In The Niger Delta Basin . Journal Of The Cameroon Academy Of Sciences, 242-243. Azizah, F. R., Hiskiawan, P., & Hartanto, S. (2016). Evaluasi Metode Time-Depth Curve Untuk Konversi Waktu Menjadi. Jurnal ILMU DASAR, Vol. 17 No. 1: 25 - 30. Babasafari, A. A. (2019). Velocity Model Building Using Petrel Software. ResearchGate. Bacon, S. d. (2014). Seismic Amplitude. Cambridge University Press. Banuboro, A., Warnana, D. D., Syaifuddin, F., & Guntara, &. A. (2017). Analisa Parameter Desain Akuisisi Seismik 2D dengan Metode Dinamik pada Lingkungan Vulkanik, Studi Kaus : Cekungan Jawa Barat Bagian Utara. JURNAl TEKNIK ITS, Vol.6, No. 2. Batu, U. M., Hidayat, S., & poedjopradjitno, &. S. (2012). POTENSI BENCANA PELULUKAN DI DAERAH LABUHAN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEJN. JSDG, Vol. 22 No. 2. Creative, O. (2022, May 07). Petroloeum System . Retrieved from Class Oil Creative : https://class.oilcreative.co.id/2022/05/petroleum-system.html Eka, T. (2021, 3 13). Basic petroleum system (elemen dasar petroleum system). Retrieved from tedieka: https://www.tedieka.com/basic-petroleum-system/ Febriano, A. (2019). Download Shapefile Geologi Seluruh Indonesia. Retrieved from indonesia-geospasial: https://www.indonesia-geospasial.com/2020/03/download-data-shapefile-shp-geologi-se.html Geost, F. (2016, Februari 19). Jenis-Jenis Logging Geofisika Pada Eksplorasi Batubara. Retrieved from geologinesia: https://www.geologinesia.com/2016/02/jenis-jenis-logging-geofisika-pada-eksplorasi-batubara.html Grandis, D. H. (2009). Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika. Himpunan Ahli Geodisika Indonesia. Group, S. I. (2016, 4 15). Pengetahuan Mengenai Survei Seismik Pada Kegiatan Mencari Cadangan Migas. Retrieved from Proses Industri : https://www.prosesindustri.com/2016/04/pengetahuan-mengenai-survei-seismik.html Iansyah, A. D. (2022, February 7). APA ITU METODE SEISMIC REFRAKSI & REFLEKSI? INI PENJELASANNYA! Retrieved from alatujigeoteknik: https://alatujigeoteknik.com/penjelasan-metode-seismic/ Universitas Pertamina - 53 Lundin. (2009). Rangkas PSV West Java Onshore. Meju, A. M. (1994). Geophysical Data Analysis: Understanding Inverse Problem Theory . Society of Exploration Geophysicists (SEG). Muhidin, A., Harmoko, U., Danusaputro, H., & Haris, d. M. (2015). ANALISA PRESERVASI AMPLITUDO DAN RESOLUSI SEISMIK PADA DATA HASIL RECONVOLUTION LAPANGAN “X” CEKUNGAN. Youngster Physics Journal , 99-110. Portniaguine, & Zhdanov, M. S. (1999). Focusing Geophysical Inversion Images. Geophysics, 874-887. Pratama, A., Suharno, P., & Zaenudin, D. A. (n.d.). ANALISIS PETROFISIKA UNTUK MENTUKAN POTENSI HIDROKARBON PADA SUMUR ELP-23 LAPANGAN PRABUMULIH MENGGUNAKAN METODE INVERSI. Retrieved from media.neliti: https://media.neliti.com/media/publications/244781-none-90378f36.pdf rachelyanna. (2015, 2 14). Metode Gravitasi. Retrieved from geohazard009: https://geohazard009.wordpress.com/tag/metode-gravitasi/ Simamora, W. (2006). ANOMALI GEOMAGNET; KAITANNYA DENGAN ZONE MINERALISASI DI DAERAH MALINGPING, BAYAH DAN SEKITARNYA, KABUPATEN LEBAK, PROPINSI BANTEN. JSDG, Vol. XVI No. 5. Sukmono, S. (2000). Seismik Inversi untuk Karakteristik Reservoir.en_US
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/6763
dc.description.abstractPada penelitian kali ini dilakukannya pembuatan model statik dari data seismik 2D dan inversi gayaberat 2.5D. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran struktur lapisan dengan penggunan pemodelan statik dimana dari model tersebut kita dapat menentukan gambaran struktur lapisan serta persebaran densitasnya dan dari metode gayaberat dapat menentukan kedalaman dari batuan dasar di bawah permukaan bumi. Dengan penentuan batuan dasar kita bisa mengetahui kedalaman dari area prospek yakni pada sub-cekungan Rangkasbitung Provinsi Banten. Pada dasarnya seismik refleksi merupakan metode geofisika terbaik untuk menginterpretasikan struktur di bawah permukaan bumi tetapi karna pada penelitian ini terdapat pada di lingkungan vulkanik maka dari itu metode seismik ini mengalami permasalahan yang disebabkan karna efek difraksi terhadap kontras kecepatan antar lapisan vulkanik dengan lapisan sedimen di bawahnya maka dapat mempegaruhi pengolahan data dan citra di bawah permukaaan menjadi kurang baik maka diperlukan metode lanjutan yakni metode gayaberat untuk melakukan interpretasi dalam menggambarkan struktur di bawah permukaan menggunakan inversi 2.5D gravitasi khususnya dalam hal menentukan kedalaman struktur lapisan batuan dasar. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat lima lapisan serta litologi dari setiap formasi yang terdiri dari younger formation yang terdiri dari lempung, formasi Bojongmanik terdiri dari batu gamping sisipan batu pasir & lempung, formasi Saraweh terdiri dari batu gamping sisipan batupasir, formasi Cijengkol terdiri dari batuan andesit sisispan batupasir dan napal, dan batuan dasar yang terdiri dari andesit. Dan dapat diketahui dari pemodelan statik seismik yakni terdapat beberapa formasi yakni formasi Bojongmanik, formasi Saraweh, dan formasi Cijengkol. Pada batuan dasar diketahui dari inversi 2.5D gayaberat memiliki kedalaman -3500 m. Dan dapat diketahui berdasarkan perbandingan dari informasi geofisika yakni dari nilai densitas yang didapat antara model statik dan juga nilai dari hasil inversi gayaberat dan dihubungkan dengan informasi geologi tempat terakumalasinya minya berada pada bagian atas dari formasi Bojongmanik yang disebabkan karna pada area tersebut memiliki permeabilitas yang rendah.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherThomas Setyadien_US
dc.subjectmodel static, inversi, litologi, batuan dasar, strukturen_US
dc.titleModel Konseptual Struktur Lapisan pada Sub-Cekungan Rangkasbitung Berdasarkan Integrasi Model Statik Seismik 2D dan Model Inversi 2.5D Data Gayaberaten_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record