dc.description.abstract | Data seismik memiliki tingkat resolusi secara horizontal yang baik sementara untuk resolusi vertikalnya kurang baik, sedangkan data sumur memiliki tingkat resolusi vertikal yang baik namun buruk dalam resolusi horizontal. Dalam seismik inversi kedua data digunakan dengan data seismik sebagai data inputan dan data sumur sebagai kontrol. Pada penelitian ini melakukan metode inversi berupa model based dengan perbandingan kontrol sumur, horizon, dan interval velocity yang digunakan dalam proses inversi dengan lokasi penelitian Lapangan F3 Belanda. Perbandingan kontrol sumur yang dilakukan yaitu ketika menggunakan 1 sumur dan 4 sumur, perbandingan kontrol horizon yang dilakukan yaitu ketika menggunakan 2 horizon dan 7 horizon, dan perbandingan kontrol tambahan berupa penggunaan data interval velocity. Penggunaan jumlah sumur berpengaruh dalam hasil inversi, ketika menggunakan kontrol sumur yang lebih banyak, lebih detail dalam mengidentifikasi kondisi litologi bawah permukaan dan mendapatkan nilai eror hasil inversi yang lebih kecil dibandingankan dengan ketika hanya menggunakan 1 sumur yaitu 126.858 atau sekitar 2.69% dari rata – rata impedansi di zona target (F03-4). Penggunaan jumlah horizon mempengaruhi hasil sebaran nilai impedansi yang memperlihatkan ekstrapolasi trend litologi bawah permukaan yang sebenarnya, dengan sebaran nilai impedansi yang didapatkan memiliki perbedaan antara kontrol yang dipilih. Ketika inversi model based menggunakan kontrol tambahan berupa data interval velocity, mendapatkan sebaran nilai impedansi yang lebih terkontrol seiring bertambahnya kedalaman dengan nilai eror yang lebih kecil dibandingakan dengan inversi model based tanpa input data interval velocity dengan nilai 157.478 atau 3.347% pada sumur F02-1, 105.838 atau 2.250% pada sumur F03-2, 127.064 atau 2.701% pada sumur F03-4, dan 126.610 atau 2.691% dari rata – rata impendansi di zona target pada sumur F06-1. | en_US |