FASILITAS PRODUKSI DAN ANALISIS PERFORMA SUMUR PRODUKSI PADA SUMUR LSA-15 DI LAPANGAN PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE FLOW PERFORMANCE TEST
Date
2022-12-27Author
Christanto, Andreas Dimas
Christanto, Andreas Dimas
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia sebagai ring of fire dunia mempunyai potensi yang sangat besar dalam
perkembangan energi baru terbarukan khususnya pada bidang geothermal. Indonesia
mempunyai target energi baru terbarukan pada tahun 2030 yang besar. Hal ini merupakan
tantangan bagi semua masyarakat Indonesia terutama mahasiswa pada bidang energi.
Indonesia optimis dengan target tersebut dengan didukung oleh infrastruktur dan investasi
pemerintah yang optimal. Saat ini, total pemanfaatan panas bumi di Indonesia sekitar 2,133
GW atau 8% dari total potensi panas bumi yang bisa dikembangkan. Pada tahun 2030,
Indonesia diharapkan mampu mencapai 5444,5 MW dengan rincian kapasitas 1077,5 MW
dan IPP sebesar 4367 MW (Sihombing, 2013).
Panas bumi dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik melalui uap yang dapat
memutar turbine. Namun untuk meproduksi uap panas bumi perlu melawati berbagai fase,
seperti eksplorasi, eksploitasi, dan produksi. Dalam proses produksi untuk menentukan sumur
layak atau tidak untuk menjadi sumur produksi perlu dilakukan uji produksi. Secara umum,
uji produksi dilakukan untuk menganalisis tekanan sumur, jumlah fluida, serta kandungan zat
fluida produksi. Jika setelah uji produksi sumur yang diuji telah lulus uji produksi maka sumur
tersebut dikatakan sumur produksi. Walaupun sumur produksi telah memproduksi fluida yang
dapat menjadi energi gerak pemutar turbine, sumur perlu dilakukan pemantauan uji lanjutan
untuk memantau reservoir lapangan panas bumi, pemantauan ini untuk menetukan arah
kebijakan perusahanan dalam mengelola suatu lapangan panas bumi. Dalam panas bumi, flow
performance test merupakan salah satu dari pemantauan reservoir lapangan panas bumi.
Berdasarkan aplikasi di lapangan, beberapa metode lainnya seperti uji produksi horizontal
lip pressure dan metode cyclone separator, namun metode ini dianggap mengganggu power
plan operation dan memerlukan fasilitas produksi tambahan. Oleh karena itu, metode flow
performance test lebih efektif dilakukan untuk pemantuan reservoir secara berkala tanpa
mengganggu power plan operation. Metode FPT mirip dengan metode uji produksi dengan
menggunakan separator, dimana sumur diuji pada berbagai tekanan kepala sumur pada
tekanan separator yang sama. Hal yang membedakan adalah kondisi sumur saat diuji. FPT
dilakukan pada kondisi well-in operation, yaitu ketika sumur mengalir ke satu separator dan sumur lainnya. Faktor-faktor yang terlibat dalam metode ini adalah tekanan kepala sumur,
tekanan separator, ketinggian air di separator, laju aliran uap, dan laju aliran brine.
Flow performance test (FPT) dapat mengamati perubahan pola kurva deliverability untuk
memprediksi penyebab utama penurunan produksi dan merencanakan tindakan serta strategi
lebih lanjut untuk memecahkan masalah secara tepat dan efisien. Penelitian dengan
menggunakan FPT dilakukan untuk memantau kinerja sumur produksi secara berkala dan
menjaga sustainable dari produksi panas bumi (Sugiharto, Marastio, Fanani, & Pasaribu,
2022).
Pemilihan kerja praktik pada lapangan panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy area
Lahendong dikarena mahasiswa hendak mengetahui fasilitas produksi secara langsung seperti
binary system yang jarang pada lapangan panas bumi di Indonesia, operasi produksi, budaya
dan sistem kerja, dan PT Pertamina Geothermal Energy area Lahendong yang berlokasi di
tempat pariwisata.