Show simple item record

dc.contributor.authorChristanto, Andreas Dimas
dc.contributor.authorChristanto, Andreas Dimas
dc.date.accessioned2023-03-09T03:17:48Z
dc.date.available2023-03-09T03:17:48Z
dc.date.issued2022-12-27
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/8165
dc.descriptionPT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong merupakan perusahaan di bidang pemanfaatan energi panas bumi yang berdiri pada tahun 2006. Pada tanggal 3 Januari 2007, perusahaan ini mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Akta Nomor 10 tanggal 12 Desember 2006. PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong mengelola lapangan Lahendong dan Tompaso. Kantor instansi terletak di Jalan Raya Lansot No.9, Kolongan Satu, Tomohon Tengah, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Perusahan ini memiliki 6 Unit, Unit I – IV berada dilapangan Lahendong dan untuk Unit V dan VI berada dilapanagan Tompaso. PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong memiliki kapasitas 120 MW, untuk masing masing unit 20 MW.en_US
dc.description.abstractIndonesia sebagai ring of fire dunia mempunyai potensi yang sangat besar dalam perkembangan energi baru terbarukan khususnya pada bidang geothermal. Indonesia mempunyai target energi baru terbarukan pada tahun 2030 yang besar. Hal ini merupakan tantangan bagi semua masyarakat Indonesia terutama mahasiswa pada bidang energi. Indonesia optimis dengan target tersebut dengan didukung oleh infrastruktur dan investasi pemerintah yang optimal. Saat ini, total pemanfaatan panas bumi di Indonesia sekitar 2,133 GW atau 8% dari total potensi panas bumi yang bisa dikembangkan. Pada tahun 2030, Indonesia diharapkan mampu mencapai 5444,5 MW dengan rincian kapasitas 1077,5 MW dan IPP sebesar 4367 MW (Sihombing, 2013). Panas bumi dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik melalui uap yang dapat memutar turbine. Namun untuk meproduksi uap panas bumi perlu melawati berbagai fase, seperti eksplorasi, eksploitasi, dan produksi. Dalam proses produksi untuk menentukan sumur layak atau tidak untuk menjadi sumur produksi perlu dilakukan uji produksi. Secara umum, uji produksi dilakukan untuk menganalisis tekanan sumur, jumlah fluida, serta kandungan zat fluida produksi. Jika setelah uji produksi sumur yang diuji telah lulus uji produksi maka sumur tersebut dikatakan sumur produksi. Walaupun sumur produksi telah memproduksi fluida yang dapat menjadi energi gerak pemutar turbine, sumur perlu dilakukan pemantauan uji lanjutan untuk memantau reservoir lapangan panas bumi, pemantauan ini untuk menetukan arah kebijakan perusahanan dalam mengelola suatu lapangan panas bumi. Dalam panas bumi, flow performance test merupakan salah satu dari pemantauan reservoir lapangan panas bumi. Berdasarkan aplikasi di lapangan, beberapa metode lainnya seperti uji produksi horizontal lip pressure dan metode cyclone separator, namun metode ini dianggap mengganggu power plan operation dan memerlukan fasilitas produksi tambahan. Oleh karena itu, metode flow performance test lebih efektif dilakukan untuk pemantuan reservoir secara berkala tanpa mengganggu power plan operation. Metode FPT mirip dengan metode uji produksi dengan menggunakan separator, dimana sumur diuji pada berbagai tekanan kepala sumur pada tekanan separator yang sama. Hal yang membedakan adalah kondisi sumur saat diuji. FPT dilakukan pada kondisi well-in operation, yaitu ketika sumur mengalir ke satu separator dan sumur lainnya. Faktor-faktor yang terlibat dalam metode ini adalah tekanan kepala sumur, tekanan separator, ketinggian air di separator, laju aliran uap, dan laju aliran brine. Flow performance test (FPT) dapat mengamati perubahan pola kurva deliverability untuk memprediksi penyebab utama penurunan produksi dan merencanakan tindakan serta strategi lebih lanjut untuk memecahkan masalah secara tepat dan efisien. Penelitian dengan menggunakan FPT dilakukan untuk memantau kinerja sumur produksi secara berkala dan menjaga sustainable dari produksi panas bumi (Sugiharto, Marastio, Fanani, & Pasaribu, 2022). Pemilihan kerja praktik pada lapangan panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy area Lahendong dikarena mahasiswa hendak mengetahui fasilitas produksi secara langsung seperti binary system yang jarang pada lapangan panas bumi di Indonesia, operasi produksi, budaya dan sistem kerja, dan PT Pertamina Geothermal Energy area Lahendong yang berlokasi di tempat pariwisata.en_US
dc.subjectPanas Bumien_US
dc.titleFASILITAS PRODUKSI DAN ANALISIS PERFORMA SUMUR PRODUKSI PADA SUMUR LSA-15 DI LAPANGAN PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE FLOW PERFORMANCE TESTen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record