Analisis Asosiasi Fasies Dan Studi Paleogeografi Pada Formasi Binio Lapangan "Berlin", Cekungan Sumatera Tengah
Abstract
Edward Wijaya. 101218121. Analisis Asosisasi Fasies dan Studi Paleogeografi Pada Formasi Binio Lapangan “Berlin”, Cekungan Sumatera Tengah.
Lapangan Berlin terletak pada Cekungan Sumatera Tengah, Provinsi Riau. Pengamatan
difokuskan terhadap Formasi Binio yang merupakan bagian dari Lapangan Berlin. Formasi Binio
berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir dan berperan sebagai reseivoir potensial penghasil gas
biogenik dengan jenis sweet gas. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengkarakterisasian
asosiasi fasies dan studi paleogeografi dengan mengintegrasikan data analisis seismik 2D, analisis
fasies, analisis sikuen stratigrafi, analisis gamma ray log, analisis data well report. Metode yang
digunakan meliputi analisis fasies dan lingkungan pengendapan, analisis sikuen stratigrafi, analisis
struktur permukaan dan bawah permukaan, hingga rekonstruksi pengendapan.
Analisis fasies berdasarkan data deskripsi batuan menunjukan litologi pada lokasi
pengamatan didominasi oleh perselingan batu pasir dan batu lempung dengan sisipan batu gamping
minor. Tersusun 4 asosiasi fasies berupa Tidal Flat, Tidal Sand Flat, Tidal Sand Bar, dan Tidal Mixed
Flat ke empat asosiasi fasies menyusun lingkungan pengendapan berupa Tide-dominated Estuary.
Pengamatan terhadap arah pengendapan sedimen, interpretasi elektrofasies, dan model tide dominated estuary berdasarkan Dalrymple (1990). asosiasi fasies Tidal Flat, Tidal Sand Flat, Tidal
Sand Bar, dan Tidal Mixed Flat memiliki geometri memanjang dengan arah Barat Laut - Tenggara.
Studi Paleogeografi digambarkan dengan konsep 3D atas dasar analisis fasies pada daerah
penelitian, pemodelan paleogeografi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap peta
isochrone. Peta isochrone dibuat berdasarkan ketebalan lapisan sedimen yang diperoleh dari
pengurangan kedalaman batas atas sikuen dikurangi dengan batas bawah sikuen. Terdapat lima peta
isochrone dengan interval pengamatan SB6 – MFS6, MFS7 – SB6, SB7-MFS7, MFS8 – SB7, dan
SB8 – MFS8 yang sekaligus mengindikasikan proses pasang surut. Arah pengendapan pada daerah
pengamatan berada pada barat daya dengan didominasi struktur permukaan maupun bawah
permukaan berarah NW-SE & NE-SW.