Show simple item record

dc.contributor.authorWijaya, Edward Jr
dc.date.accessioned2023-03-13T03:19:45Z
dc.date.available2023-03-13T03:19:45Z
dc.date.issued2023-02-14
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/8213
dc.description.abstractEdward Wijaya. 101218121. Analisis Asosisasi Fasies dan Studi Paleogeografi Pada Formasi Binio Lapangan “Berlin”, Cekungan Sumatera Tengah. Lapangan Berlin terletak pada Cekungan Sumatera Tengah, Provinsi Riau. Pengamatan difokuskan terhadap Formasi Binio yang merupakan bagian dari Lapangan Berlin. Formasi Binio berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir dan berperan sebagai reseivoir potensial penghasil gas biogenik dengan jenis sweet gas. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengkarakterisasian asosiasi fasies dan studi paleogeografi dengan mengintegrasikan data analisis seismik 2D, analisis fasies, analisis sikuen stratigrafi, analisis gamma ray log, analisis data well report. Metode yang digunakan meliputi analisis fasies dan lingkungan pengendapan, analisis sikuen stratigrafi, analisis struktur permukaan dan bawah permukaan, hingga rekonstruksi pengendapan. Analisis fasies berdasarkan data deskripsi batuan menunjukan litologi pada lokasi pengamatan didominasi oleh perselingan batu pasir dan batu lempung dengan sisipan batu gamping minor. Tersusun 4 asosiasi fasies berupa Tidal Flat, Tidal Sand Flat, Tidal Sand Bar, dan Tidal Mixed Flat ke empat asosiasi fasies menyusun lingkungan pengendapan berupa Tide-dominated Estuary. Pengamatan terhadap arah pengendapan sedimen, interpretasi elektrofasies, dan model tide dominated estuary berdasarkan Dalrymple (1990). asosiasi fasies Tidal Flat, Tidal Sand Flat, Tidal Sand Bar, dan Tidal Mixed Flat memiliki geometri memanjang dengan arah Barat Laut - Tenggara. Studi Paleogeografi digambarkan dengan konsep 3D atas dasar analisis fasies pada daerah penelitian, pemodelan paleogeografi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap peta isochrone. Peta isochrone dibuat berdasarkan ketebalan lapisan sedimen yang diperoleh dari pengurangan kedalaman batas atas sikuen dikurangi dengan batas bawah sikuen. Terdapat lima peta isochrone dengan interval pengamatan SB6 – MFS6, MFS7 – SB6, SB7-MFS7, MFS8 – SB7, dan SB8 – MFS8 yang sekaligus mengindikasikan proses pasang surut. Arah pengendapan pada daerah pengamatan berada pada barat daya dengan didominasi struktur permukaan maupun bawah permukaan berarah NW-SE & NE-SW.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherEdward Wijayaen_US
dc.subjectFormasi Binioen_US
dc.subjectsikuen stratigrafien_US
dc.subjecttide-dominated estuaryen_US
dc.subjectpaleogeografien_US
dc.titleAnalisis Asosiasi Fasies Dan Studi Paleogeografi Pada Formasi Binio Lapangan "Berlin", Cekungan Sumatera Tengahen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record