dc.description.abstract | Barisan gunung api di Pulau Jawa sangat berkaitan erat dengan aktivitas vulkanisme yang
membentuk batuan ubahan serta mineral baru dibawah permukaan. Oleh karena itu pulau jawa
memiliki banyak wilayah mineralisasi emas terendapkan. Pada tahapan eksplorasi, studi
geofisika dapat memetakan persebaran mineralisasi emas menggunakan prinsip fisika. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan 2 metode geofisika yaitu, metode controlled source
audio-frequency magnetotteluric (CSAMT) yang mampu memetakan persebaran nilai
resistivitas bawah permukaan menggunakan sumber buatan dan metode magnetik yang
mampu melakukan pemetaan secara regional pada eksplorasi mineral. Dalam memetakan
kondisi bawah permukaan, digunakan metode inversi 2 dimensi NCLG untuk data CSAMT
yang memperlihatkan persebaran nilai resistivitas rendah (<100 ohm.m), resistivitas tinggi
(>500 ohm.m) serta zona lemah yang berasosiasi dengan struktur tempat mineralisasi emas
terendapkan. Pemetaan secara regional menggunakan metode magnetik memanfaatkan
beberapa transformasi seperti pemisahan anomali regional dan residual, analytics signal, dan
horizontal gradient magnitude. Hasil transformasi magnetik mampu memperlihatkan zona
interest yang berasosiasi dengan zona ubahan atau alterasi dan tubuh dari anomali. Dari hasi
pemodelan kedua metode ini, dilakukan korelasi menggunakan pembobotan sederhana
terhadap data CSAMT, data magnetik, dan data geologi berupa data bor, dan peta alterasi. Dari
hasil korelasi ini didapatkan 1 zona potensi mineralisasi emas berdasarkan hasil pembobotan dengan nilai pembobotan 460. | en_US |