dc.description.abstract | Dalam tahap eksplorasi terdapat proses pengeboran sumur untuk membuat lubang pada tempat yang diidentifikasikan terdapat sumber minyak atau gas bumi. Dalam kegiatan pengeboran dibutuhkan lumpur pengeboran untuk kepentingan aspek keselamatan dan mengefisiensikan biaya pengeboran. Pada awalnya lumpur pengeboran hanya bertujuan untuk mengangkat serpihan bor (cutting) serta mencegah terjadinya perbedaan tekanan antara sumur bor dengan tekanan luar yang dapat mengakibatkan blow-out, namun seiring dengan berkembangnya zaman fungsi lumpur pengeboran semakin meluas dan berbanding lurus dengan permasalahan yang sering ditemui saat proses pengeboran. Penggunaan zat aditif merupakan solusi untuk mengurangi permasalahan yang dapat muncul pada saat pengeboran. Zat aditif yang ditambahkan kedalam lumpur pengeboran berperan dalam meningkatkan kualitas lumpur seperti sebagai shale inhibitor, emulsifier, mencegah terjadinya fluid loss, corrosion inhibitor dan lain sebagainya. Salah satu permasalahan yang dapat terjadi adalah pembengkakan formasi batuan (swelling) pada saat lumpur pengeboran diinjeksikan ke dalam sumur pengeboran. Dampak yang ditimbulkan dari swelling adalah penyempitan lubang bor sehingga dapat memungkinkan terjadinya pipa bor terjepit dan mengakibatkan proses pengeboran terhambat. Lumpur pengeboran yang diinjeksikan pada sumur dapat bervariasi tergantung pada jenis dan keadaan formasi batuan di kedalaman sumur, oleh karena itu diperlukan beberapa pengujian yaitu Methylene Blue Test (MBT) dan Linear Swelling Meter (LSM) untuk mengidentifikasi seberapa reaktif formasi batuan terhadap swelling. Formulasi yang digunakan untuk formasi swelling pada Lapangan X meliputi Aqua, Caustic Soda, Bentonite, Starch, XCD Polymer, viscositas, PAC-L, KCL, Barite, dan Fin Biocide. | en_US |