GEOLOGI DAERAH GUWOTERUS DAN SEKITARNYA, KABUPATEN TUBAN, JAWA TIMUR
Date
2023-09-01Metadata
Show full item recordAbstract
Pada penelitian tugas akhir ini dilakukan di Daerah Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten 
Tuban, Provinsi Jawa Timur, memiliki tujuan mengetahui geomorfologi, persebaran batuan dan 
hubungan stratigrafi, struktur, dan sejarah geologi pada daerah penelitian. Daerah penelitian ini 
memiliki luas area 23 km2 yang masuk dalam Peta Geologi Lembar Jatirogo. Pada metode penelitian 
ini terbagi menjadi beberapa yaitu tahap pendahuluan, tahap pengambilan data, tahap pengolahan 
data, dan tahap penyusunan tugas akhir. Analis kelurusan pada daerah penelitian memperoleh pada 
tinggian memiliki pola kelurusan dominan yaitu Timur Laut – Barat Daya, dan pada lembahan nya 
memiliki pola kelurusan yaitu Timur Laut – Barat Daya dan Barat – Timur. Terdapat 5 pola aliran 
sungai pada daerah penelitian yaitu pola aliran sungai dendritik, pola aliran sungai sub dendritik, 
pola aliran sungai sub paralel, pola aliran sungai sub trellis, dan pola aliran sungai sub pinnate. Pada 
daerah penelitian ini didominasi dengan kemiringan lereng datar sampai dengan landau. Daerah 
penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 satuan geomorfologi yaitu satuan perbukitan lipatan, satuan 
perbukitan karst, dan satuan dataran denudasional. Pada satuan stratigrafi daerah penelitian terdiri 
dari 4 satuan yang dapat diurutkan dari tua ke muda yaitu satuan batu pasir (N9-N10), santuan 
batugamping pasiran (N11-N13), satuan batunapal pasiran (N14-N16), dan satuan batugamping 
(N18-N20). Terdapat struktur berupa lipatan dan patahan yaitu sesar geser dengan arah sesar timur 
laut – barat daya, dan sinklin yang memiliki arah barat laut – tenggara. Pada sejarah geologi pada 
daerah penelitian dimulai pada Miosen Tengah pada daerah penelitian merupakan laut dangkal, saat 
kala itu terendapkannya batu pasir. Pada kala Miosen Tengah (N11-N13) terdapat peristiwa 
transgresi yang mana mengakibatkan daerah penelitian terjadi pendalaman atau kenaikan permukaan 
air laut. Pada saat adanya peristiwa transgresi pada daerah penelitian menyebabkan terbentuknya 
atau terendapnya batuan gamping yang berada pada atas batuan pasir. Pada kala Miosen Akhir 
peristiwa transgresi masih berlangsung hingga kala ini, dan masih terjadi kenaikan muka air laut pada 
kala ini sehingga menyebabkan pendalaman. Pada saat transgresi berlangsung terjadi pengendapan 
pada kala ini yaitu terendapkannya batuan napal pasiran. Pada kala Pliosen Awal hingga Pliosen 
Akhir daerah penelitian mulai mengalami peristiwa pendangkalan dan pengangkatan sehingga dapat 
terbentuk batugamping, pada kala Pliosen terdapat peristiwa perlipatan yang mengakibatkan adanya 
sesar pada daerah penelitian.
