ANALISIS KERENTANAN BANGUNAN TERHADAP BENCANA TSUNAMI DENGAN MENGGUNAKAN PROBABILISTIC TSUNAMI HAZARD ASSESSMENT (PTHA). STUDI KASUS PELABUHAN RATU, SUKABUMI BERDASARKAN SKENARIO PATAHAN MENTAWAI-PAGAI DAN ENGGANO

Abstract

Salah satu bencana alam di Indonesia yaitu Tsunami, Tsunami merupakan bencana alam yang kemunculannya seringkali tidak dapat diperkirakan dan apabila terjadi dapat menimbulkan kerusakan dan dampak yang besarSalah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi risiko tsunami yang signifikan adalah desa Pelabuhan Ratu, yang terletak di tepi selatan Jawa Barat, berbatasan dengan Samudra Hindia. Wilayah Pelabuhan Ratu ini berada di perbatasan antara tiga zona lempeng, yaitu zona lempeng Enggano, Selat Sunda, dan West Cental Java. Oleh karena itu, tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana bangunan-bangunan di Pelabuhan Ratu rentan terhadap dampak bencana tsunami, berdasarkan analisis Probabilistic Tsunami Hazard Assessment (PTHA). Hasil dari penelitian ini akan diwujudkan dalam bentuk indeks kerentanan bangunan. Indeks ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai langkah mitigasi bencana, seperti dalam mencari alternatif bangunan yang cocok sebagai tempat evakuasi sementara, berdasarkan pada bangunan eksisting yang sudah ada pada Pelabuhan Ratu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggabungkan hasil simulasi numerik dengan kurva fragilitas yang diterapkan pada wilayah Pelabuhan Ratu. Dengan pendekatan ini, diharapkan bahwa penelitian ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kerentanan bangunan di wilayah tersebut akibat potensi tsunami. Hasil analisis Probabilistic Tsunami Hazard Assessment (PTHA) memberikan informasi tentang ketinggian gelombang tsunami yang dapat mempengaruhi bangunan dalam periode waktu tertentu. Terdapat potensi munculnya kerusakan yang parah pada rentang waktu 50.000 dan 100.000 tahun yaitu pada daerah pesisir desa Citepus, Pelabuhan Ratu, dan Jayanti, dan juga terdapat potensi kerusakan yang rendah dikarenakan memiliki topografi yang tinggi.